Seputarwarganet.com – Ada tiga keluarga besar yang sejarahnya terpaut erat dengan persaingan dan ambisi untuk mendapatkan kekuasaan.
Namun, di antara mereka, satu keluarga terlihat menjadi pengecualian dari dinamika ini. Pertanyaannya, ada tiga keluarga besar yang saling berebut kekuasaan kecuali?
Pada artikel ini, kita akan menyelidiki dan membahas lebih lanjut tentang tiga keluarga besar yang bersaing untuk kekuasaan, dengan fokus pada Ali bin Abu Thalib, Umayyah, Umar bin Khattab, dan Abbas.
Selain itu, kita akan menambahkan dimensi seni sebagai pengalaman berkesenian untuk memperkaya wawasan pembaca.
Soal
Ada tiga keluarga besar yang saling berebut kekuasaan, kecuali…..
A. Ali bin Abu Thalib
B. Umayyah
C. Umar bin Khattab
D. Abbas
Jawaban
Jawaban yang benar adalah D. Abbas.
Pembahasan
- Ali bin Abu Thalib
Salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam, Ali bin Abu Thalib, adalah sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW.
Meskipun ia memiliki kontribusi besar dalam dunia Islam, terutama sebagai khalifah keempat, namun keluarganya turut terlibat dalam persaingan kekuasaan, khususnya dalam Perang Shiffin melawan pasukan Muawiyah bin Abu Sufyan.
- Umayyah
Keluarga Umayyah memiliki sejarah yang kaya dalam dunia Islam. Muawiyah bin Abu Sufyan, kepala keluarga Umayyah, menjadi khalifah kedua Bani Umayyah.
Namun, perlu dicatat bahwa keluarga ini terlibat dalam konflik dan rivalitas dengan keluarga Ali bin Abu Thalib, menciptakan episode yang dramatis dalam sejarah Islam.
- Umar bin Khattab
Umar bin Khattab, khalifah kedua dalam sejarah Islam, dikenal karena kebijaksanaannya dan pengembangan wilayah Islam yang pesat selama pemerintahannya.
Meskipun sosoknya terbilang adil dan kuat, keluarga Umar juga tidak terlepas dari intrik kekuasaan. Setelah terbunuhnya Umar, putranya, Abdullah bin Umar, turut terlibat dalam konflik politik.
- Abbas
Abbas bin Abdul Muttalib, pamannya Nabi Muhammad SAW, adalah kepala keluarga Abbasid. Keluarga ini menjadi penguasa Islam setelah jatuhnya Bani Umayyah.
Meskipun keluarga ini memiliki puncak kekuasaannya, mereka bukanlah salah satu pihak yang terlibat dalam perang saudara yang melibatkan Bani Umayyah dan Bani Hashim.
Untuk mengenrich artikel ini, kita dapat mempertimbangkan dimensi seni. Kesenian dapat menjadi cerminan dari kondisi sosial dan politik pada masa lalu.
Sebagai contoh, seni rupa dan puisi Arab pada periode tersebut mencerminkan perang, persaingan, dan kompleksitas hubungan kekuasaan di kalangan keluarga-keluarga besar tersebut.
Puisi-puisi klasik Arab sering kali menjadi medium ekspresi untuk menyampaikan kegelisahan dan aspirasi masyarakat pada masa itu, termasuk dalam konteks perjuangan kekuasaan.
Kesimpulan
Dalam perjalanan sejarah Islam, ada tiga keluarga besar yang memainkan peran sentral dalam dinamika politik.
Meskipun Ali bin Abu Thalib, Umayyah, dan Umar bin Khattab saling bersaing untuk mendapatkan kekuasaan, keluarga Abbas menjadi pengecualian dari konflik ini.
Sejarah panjang dan kompleks ini mengajarkan kita tentang kompleksitas politik dan sosial di masa lalu, dan bagaimana peristiwa tersebut tercermin dalam seni dan budaya pada saat itu.